Kamis, 10 September 2015

The Power of Giving: Pelajaran dari Iklan Thailand yang Mengharukan

credit
"Matahari masih terbit dan tenggelam setiap hari, kita juga perlu untuk melangkah ke depan, menggunakan ilmu pengetahuan untuk memberikan mafaat kepada orang lain"

Telat banget sebenarnya aku membahas tentang iklan-iklan dari Negara tetangga Asean, Thailand. beberapa waktu lalu banyak di sosmed merekomendasikan berbagai iklan yang bisa  membangkitkan empati penonton agar lebih peka terhadap sekitarnya. iklan-iklan mengharukan yang mengangkat berbagai kisah kehidupan based on true story dikemas apik oleh pembuatnya sehingga penonton terbawa alur dan mengena di hati.

Ada berbagai kisah diantaranya tentang keajaiban memberi  "The Power of Giving" antara guru dengan murid, kakak dengan adik, orangtua terhadap anak, pedagang kepada pengemis, orang sehat fisik terhadap orang lain yang kurang sempurna fisiknya, bahkan kebaikan manusia kepada hewan an tumbuhan juga menjai bagian di dalamnya. Memberi merupakan bentuk komunikasi yang bisa terkenang dalam diri hingga puluhan tahun lamanya, terutama bagi orang yang ditolong.

Kutipan di atas adalah ungkapan pembuka dari salah satu iklan Thailand yang bisa membuatku menangis tersedu-sedu, suir ndak bohong, yaitu berjudul Teacher , silahkan diklik. iklan tersebut menceritakan tentang seorang Professsor Anatomi Kedokteran yang begitu cinta mengajar dan selalu rindu mahasiswanya, memberikan perhatian kepada salah satu mahasiswa yang hampir putus kuliah karena masalah biaya. beliau memberikan beasiswa hingga lulus kuliah dan menjadi dokter.

Pada suatu hari, beliau menderita penyakit yang parah. namun tetap memaksakan diri untuk mengajar, kasihan mahasiswanya tidak bisa mendapat ilmu. akhinya tubuhnya ambruk dan kritis. singkat cerita si mahasiswa yang dulu mendapat beasiswa dari professor diberi amanat untuk menggantikan beliau menjadi Dosen Anatomi Manusia.

Professor berpesan bahwa menjadi Guru dan Dokter itu profesi yang sama-sama membutuhkan latihan dan pengetahuan. dokter lebih cenderung pada latihan mengobati pasien, sedangkan Guru berusaha memahamkan mahasiswanya agar ilmu yang disampaikan tidak keliru. Jadi, apapun profesi kita nantinya hendaknya memberikan manfaat kepada orang lain.

Bagian yang bikin nangis itu saat mahasiswanya menjadi pemulung, karena tidak ada orangtua yang akan bangga dan tidak ada biaya. dengan mantab professor mengatakan beliau yang akan bangga dan berjanji akan membantu asalkan serius. dan saat professor menghembuskan nafas terakhir hmmm...netes geh.

Ada juga iklan tentang hubungan kakak beradik dimana sang kakak selalu tidak dianggap oleh adiknya, hingga saat kakak terkena penyakit mematikan barulah sang adik menyadari perbuatannya terdahulu yang keliru, bisa klik video sistership.

Kisah seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya, bahwa ketika anak sakit dan putus asa, maka orangtualah yang sangat bersedih. bahkan ingin sekali melakukan segala cara agar anaknya bahagia dan juga menggantikan apa yang dialami sang anak. berkat kesungguhan sang ayah, akhirnya anak berhasil T_T klik Video Father and Son.

Masih banyak video lain yang mungkin tidak cukup kalau dibahas semua. bukan berarti tidak suka iklan Indonesia tapi jujur beberapa iklan-iklan Thailand yang aku ihat tadi tak kuasa menahan air mata dan sarat pelajaran.

Next Time berharap Indonesia memiliki iklan khusus yang menginspirasi dan menggugah empati hati kecil penontonnya, semangaat ^_^  



Tidak ada komentar: