Sabtu, 13 Desember 2014

9 Hari Perjalanan Mengarungi SamudraMu

bp.blogspot.com
Awal mengetahui bahwa aku hamil serasa tidak percaya, karena beberapa bulan sebelumnya sudah terlalu berharap akhirnya haid T_T, jadi aku ndak terlalu gegabah ketika telat haid. Nah, begitu dites jelas strip 2 garis pada tespack langsung deh Alhamdulillah.

Selama hamil jelas dimanjain suami, ndak boleh capek dan angkat berat, total bedrest deh. Alhamdulillah aku bisa dibilang hamil kebo yang artinya hamil tanpa morning sick seperti yang dialami calon ibu pada umumnya malah bawaanya lapar dan haus aja,  ndak kaget juga kalau bayiku terlahir seberat 3,9 kg.

Kami memang berencana melahirkan anak pertama di Jawa, karena berbagai pertimbangan dan sudah rindu juga. Tak terasa, 8 bulan sudah usia kandunganku yang artinya kami harus melakukan perjalanan panjang. Demi mencegah resiko, kami pulang menggunakan Kapal Laut.

Perjalanan dilakukan 3 kali menyeberangi lautan. Pertama, menuju Kabupaten kita harus melakukan perjalanan 6 jam membelah lautan. sayangnya perjalanan kami mengalami kendala, speedboat rusak dan kami harus singgah di Kampung Taroi selama 4 jam sambil menunggu diperbaiki. Namun kemudian saat akan melanjutkan perjalanan, lautnya kandas yang otomatis kami semua harus jalan kaki menuju tengah laut sejauh 1 Km tak terkecuali aku dan perut besarku, WOW ndak perlu dibayangkan deh. Belum cukup sampai di situ, di tengah laut speedboatnya mogok lagi dan berarti kami harus pindah menggunakan longboat kecil, padahal saat itu air pasang bergelombang. Aku dan rombongan pasrah apapun yang terjadi dan sempat trauma juga tapi aku dah lemas banget.

Dorong speedboat mogok
Kedua, dari Kabupaten Teluk Bintuni menuju Sorong bisa ditempuh menggunakan Kapal Fajar Mulia selama sehari semalam. suamiku menyewa kamar ABK (Anak Buah Kapal) supaya perjalananku nyaman. Namun saat malam datang tak dapat diduga terjadi gelombang tinggi, kepalaku jadi pusing, mual, karena di dalam kamar berkuran 1,5 X 1,5 m itu mampu memacu eskresi keringatku akibat udara pengap meskipun angin di luar kencang sekali. Alhasil diare dan muntah tak dapat dihindari. Benar-benar lemas badanku dan perjalanan yang extreem, tapi aku selalu berdo'a semoga dedek di perut baik-baik saja.

Karena khawatir, sesampainya di Sorong kami periksa kandungan dan melakukan USG (Ultrasonography) untuk pertama kalinya setelah usia kehamilan 8 bulan. Hasilnya dedek sehat dan SubhanaAllah ketika ditunjukkan jenis kelaminnya begitu jelas, cantik, tak terasa keharuan kami berdua terhadap Kuasa-NYA. Aku diberi obat antimual untuk perjalanan 3 hari dari Sorong-Surabaya, semoga saja sehat.

USG Pertama-Sorong
Ketiga, Perjalanan Sorong-Surabaya selama 3 hari 2 malam harus ditempuh, kami memilih Kapal Labobar karena Fasilitas dan kenyamanan terjamin, apalagi suami menyewa kamar kelas A. Nikmatnya perjalanan pulang baru kurasakan, Hamparan laut lepas, ikan terbang dan lumba-lumba mengiringi perjalanan kami. Oh iya, setelah 2 hari berada di lautan, kami transit selama 6 jam di Pelabuhan Makassar. Aku dan suami menikmati lengangnya suasana pagi di jalanan Makassar naik becak sambil foto-foto, melewati benteng Rotterdam, menikmati indahnya Pantai Losari . Sebagaian awak kapal heran , aku dengan perut sebesar itu naik turun tangga kapal bahkan sempat jalan-jalan. Aku cuek saja karena menikmatinya dan perjalanan ini sangat berkesan.

  
Pantai Losari-Makassar
Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hamil dan Melahirkan ala Bunda Salfa

                                          

4 komentar:

entik mengatakan...

wah... perjalanan yang bikin deg-degan ntuk bumil dengan perut besar

zaqiamomfafa.com mengatakan...

mbk entik... bangaet daku hanya pasrah aja apalagi yang pindah dari speed ke perahu kecil di tengah laut..amazing dah

tizara mengatakan...

Mak seru banget perjalanan hamilnya, aduh....tdk terbayang dengan perut besar berada ditengah lautan. Sukses mak untuk GA nya

zaqiamomfafa.com mengatakan...

Iya emak Tizara...Perjalanan Papua Barat-Surabaya penuh cerita...makasieh emak..sama2 sukses jga ya ^_^ salam kenal