Jumat, 26 Desember 2014

Nasib Anak Cerdas Setelah Ayahnya Bangkrut


Beberapa waktu lalu Saya mendengarkan cerita dari seorang teman yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni, beliau adalah salah satu staf Departemen Sosial sebagai Admin. Saya pasti mampir bertemu ketika pergi ke Kota untuk keperluan Sekolah maupun pribadi. Kami selalu membicarakan berbagai permasalahan sosial yang ada.

Pada suatu sore, saya main ke rumahnya sendirian karena suami pergi menyelesaikan suatu urusan Beliau membuka pembicaraan dengan menceritakan salah satu temannya yang juga seorang guru di SMA Negeri 1 Bintuni.

Sang guru menceritakan salah satu murid andalannya, Sumarlan namanya. Dia adalah anak seorang pengusaha yang kaya raya di salah satu Kabupaten di Papua Barat. Dia bagaikan book recorder yang bisa memahami segala  ilmu pelajaran, bahkan tantangan "Rubik Kubus" mampu dia selesaikan tanpa melihat dalam hitungan detik. Kecerdasannya tak dapat dipungkiri karena dia juga bersekolah di sekolah favorit terbaik di Kabupaten ini.

Namun semua berbalik ketika Perusahaan Ayahnya mengalami bangkrut, harta bendanya hilang tersita pihak yang berkehendak. Saat ini dia tinggal di sepetak ruang di dekat pasar, cukup untuk menghindari panas terik dan hujan badai yang siap menerpa. Dia tidak merasa minder atau berontak akan nasib yang tak berpihak, dia tetap menunjukkan prestasi gemilangnya demi mimpi yang lebih baik. Semangatnya untuk mengenyam bangku pendidikan sungguh patut diacungi jempol, semoga impian-impian sederhana untuk membahagiakan keluarganya akan terwujud, Amin.

Orangtuanya sangat bersyukur, meskipun hartanya tak sebanyak yang lalu, namun anak itulah yang menjadi harta terindah yang mampu mengangkat martabat orangtuanya kelak. Harta yang dimilikinya saat ini meskipun tak sebanyak dahulu akan tetapi kebarakahannya bisa dirasakan.

Saat ini Sumarlan telah merasakan bangku perkuliahan seperti yang dia harapkan, dia mendapatkan beasiswa dari Pemerintahan setempat untuk kuliah di salah satu Universitas Negeri yang ada di Papua. Semoga impian-impian Sumarlan yang lain bisa terwujud dan membanggakan bagi kedua orangtuanya, Agama, dan Negara.

Itulah kehidupan seperti roda, terkadang kita berada di atas namun tak jarang kita harus merasakan rumitnya keadaan. namun keyakinan akan pertolongan Allah pasti memberikan ketenangan hidup bagi kita. Ujian tiap manusia pastilah berbeda sesuai tingkatannya dan siapa yang lulus pasti bahagia. Allah tahu apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.

Tidak ada komentar: