Salah Prasangka
Dalam Keramaian Aku Merasa Sepi
Memandang Dua Insan Memadu Kasih
Serasa Duri Tertanam Di Hati
Luka Hati Terpendam Dalam Sebuah Harapan
Sang Pejuang Asa Telah Memilih Hatinya
Biarkanlah Mentari Itu Tersenyum
Memandang Rembulan yang Meneduhkan Jiwanya
Karena Begitu Sempurnanya kedua makhluk yang Beradu Hati
Waktupun Berlalu Meninggalkan Tanya
Apakah Mereka untuk Selamanya?
Prasangka terpendam itupun Keliru,
Pemahaman tak Sempurna Hingga Lukapun Sia-sia
Saatnya Memberian Titik Jernih Hati untuk Prasangka
Menorehkan Tinta Suci sebuah Hubungan
Persaudaraan dan Persahabatan
Tak Lekang oleh Waktu dan Usia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar