Kamis, 11 Juni 2015

Mengajarkan Belanja Bijak kepada Anak

Kehidupan sehari-hari tidak bisa dipisahkan dari yang namanya jual beli, karena kita telah mengenal uang. berbeda dengan zaman dulu yang menggunakan pertukaran barang melalui barter.  belanja dilakukan oleh berbagai kalangan, baik tua, muda, maupun anak-anak. 

Orangtua atau Ibu ketika belanja dihadapan anak-anak hendaknya memberikan tauladan yang bijak agar anak sukses membelanjakan uangnya. bagi bunda yang konsumtif harus menyadari bahwa diri belanja tidak sesuai kebutuhan dan tidak baik. sehingga solusinya minta bantuan psikolog untuk terapi keuangan, merubah cara dan pola belanja karena sebagai contoh untuk anaknya.
smartmomways.com
Salah satu cara mengendalikan belanja adalah mengatur pengeluaran apalagi dihadapan anak. supaya anak belajar belanja secara bijak ada beberapa tips mengajarkan belanja bijak kepada anak dari bunda Tika Bisono selaku psikolog:
  1. Memperkenalkan Filosofi Uang. anak diajari mengenal nilai mata uang, kapan uang dinyatakan mahal dan kapan dinyatakan murah. uang Rp 100.000,- dikatakan murah jika untuk membeli sebungkus permen, namun dikatakan mahal ketika digunakan untuk membeli sepatu.
  2. Mengajarkan Menabung. saat ini banyak Bank yang menyediakan fasilitas tabungan untuk anak-anak, sehingga lebih mudah dan aman, namun celengan ayam juga tidak masalah.  kendala seseorang terhambat atau malas menabung adalah terkena "syndrom implusif buying" (kebiasaan belanja berlebih). padahal ada 3 asas belanja yang patut dipahami: penting atau tidak, bermanfaat atau tidak, dan awet atau tidak.
  3. Tidak membeli barang instant. barang import atau barang instant tentunya lebih mahal harganya dibandingkan barang lokal, meskipun yang dibeli benda bermanfaat seperti buku bacaan dengan penulis luar negeri.

Bagi Orangtua atau Ibu,mengendalikan nafsu belanja memang sulit namun ada beberapa cara yang harus dilakukan secara terus menerus, yaitu mencatat keperluan sebelum belanja dan teliti kembali mana yang sesuai dengan asas belanja. semua kembali pada kemauan dan pembiasaan, semoga bermanfaat.


Tidak ada komentar: