Minggu, 01 Februari 2015

Gara-gara Pakai Mahendi (Pelajaran Penting)

Henna Mahendi
Tahun 2010 awal Aku berkarir sebagai guru yang sebenarnya, bersyukur setelah wisuda langsung mendapatkan tawaran menjadi guru di salah sau SD Islam ternama Kota malang. mengajar anak-anak kelas 2 SD benar-benar tak pernah terbayangkan, karena Aku lulusan Sarjana Biologi yang seharusnya mengajar di SMP atau SMA, atau guru IPA.

Tantangan dan hiburan kalau boleh disebutkan. Tantangan karena dunia anak itu dunia penuh warna dan imajinatif, dunia kejujuran, keceriaan, dan kepolosan yang tak kan kita temukan saat dewasa.

Meskipun sudah mengajar, tapi Aku sering maen ke Kampus apalagi saat itu adikku mengikuti Final ke Surabaya. Akupun me-loby Pak Agus Santoso selaku Kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang competitif, Aku ikut, horay kebetulan pas hari Minggu.

Sampai di Surabaya Expo Aku melihat banyak pameran dari siswa-siswi SMK-Mahasiswa dari berbagai Kampus. Sambil jalan ternyata mataku koq tertuju pada sekelompok siswi SMK yang sedang mempromosikan seni lukis tangan yang terkenal di Arab dan India, yapz namanya Mahendi atau pacar henna murah meriah hanya Rp 5000,00 . tanpa ba..bi....bu Aku lari untuk dilukis dan gak tanggung-tanggung tangan kanan kusodorkan.

*_*

Hari senin Aku tergesa-gesa masuk barisan guru untuk mengikuti Upacara, Aku telat akibat masalah teknis di jalan, fiuw berkeringaaat...

Awalnya baik-baik saja sampai di Kelas, kemudian dua murid perempuanku yang paling pinter, dewasa, dan berani tentunya tiba-tiba mendatangi bangkuku dan menegurku "Lho! Bu Zaqia pakai tatto?", mak jleb dah hatiku tuing-tuing bingung menjawab.

"Hmm, ini pacar henna nduk." jawabku mengelak
"Ya, tapi sama seperti tatto bu, muridnya kan tidak boleh pakai tatto tapi gurunya koq boleh?" serang mereka

Wajahku tak kuasa menutupi malu, baru sadar kalau Aku bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. kemarin dengan semangatnya Aku melukis tangan, sebelah kanan lagi yang pastinya kentara banget terlihat apalagi saat salaman dengan murid-murid. Yah, lilin sudah meleleh, ditutupi juga tidak bisa karena mengelilingi jariku. Al hasil selama seminggu Aku jadi buah bibir seanteroo warga sekolah seperti artis yang fashionista hihi alay sampai dipanggil Wakasek deh, ada pro dan kontra juga pastinya.

Akhirnya pulang mengajar Aku curhat dengan teman kosan bagaimana cara menghilangkan henna itu sebelum seminggu. akhirnya kubersihkan menggunakan Aceton yang biasa untuk menghilangkan cutex di kuku, kugosok-gosokkan sampai jariku mengapal dan panas sambil menyesali kecerobohan akan perubahan status menjadi guru. Demi gaya tapi akibatnya lumayan menimbulkan maluku, Alhamdulillah 3 hari hilang itu lukisan.

Hikmahnya:

Terkadang, Kita tidak mengetahui kalau apa yang kita lakukan itu salah sebelum kita melakukannya (istilahnya kalau gak pernah salah berarti gak belajar).

Kesalahan bukan sepenuhnya dosa, namun kebenaran yang tertunda untuk disadari dan diperbaiki.

Guru adalah tauladan atau figure bagi anak didiknya, sehingga perlu untuk mewaspadai tingkah laku dan perbuatan.

Anak-anak hidup dengan kejujuran dan kepolosan yang bisa menyadarkan kita, bukan berarti derajat kita akan turun akibat kritikan mereka, thankslove and miss you all my student *SD Muhammadiyah 9 Malang.



 

Tidak ada komentar: