Selasa, 11 November 2014

“LESSON STUDY” SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU di INDONESIAmgm

mgmpipablitar.blogspot.com

By: Zaqia Nur Fajarini

Menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 diantara 130 negara di dunia. Menurut Education Development Index (EDI) Indonesia adalah 0,935 , di bawah Malaysia (0,945) dan Brunei Darussalam (0,965)Menurut data Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kependidikan (PMTK) tahun 2009, hanya 43% guru yang memenuhi syarat profesional, sedangkan 57% lainnya tidak atau belum memenuhi syarat, tidak profesional.

Upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru telah dilakukan Pemerintah secara intensif, seperti melakukan uji sertifikasi bagi guru swasta maupun negeri, mengadakan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG), peningkatan gaji guru, dan proyek-proyek peningkatan kualitas pendidik, tetapi pengemasan pendidikan sering tidak sejalan dengan hakikat belajar dan pembelajaran.

Guru merupakan faktor utama di dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Lesson Study hadir sebagai salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Dengan lesson study, para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pelajaran dan menghasilkan siswa dengan kualitas tinggi. Efek penggunaan lesson study di Jepang adalah banyak guru sekolah dasar dan sekolah menengah menyatakan bahwa lesson study merupakan salah satu pendekatan pengembangan profesi, sehingga penulis ingin memberikan sebuah wacana dan informasi tentang lesson study kepada para guru.

Untuk membangun gagasan dalam karya tulis ini, ada dua hal yang diperhatikan yaitu sumber data dan analisis data. Data dan fakta yang berhubungan untuk pembahasan tema ini berasal dari ragam literatur (Library research) yang berhubungan dengan tema pembahasan, yaitu data dari internet, buku, artikel surat kabar, jurnal, buletin, dan wawancara. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisa yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Untuk menganalisa data berupa pesan maka digunakan analisa isi model Miles dan Huberman. Model ini terdiri dari empat komponen yang saling berkaitan, yaitu pengumpulan data, penyederhanaan atau reduksi data, penyajian data dan verifikasi kesimpulan. Selain itu penulis juga melakukan uji gagasan untuk membuktikan efektifitas dari ide yang penulis ajukan.

Lesson study pada dasarnya adalah pembelajaran kelas secara klasikal dengan beberapa karakteristik khusus (Cerbin dan Kopp, 2005), antara lain: 1) Pembelajaran dalam Lesson study diobservasi oleh tutor atau Tutor lain. 2) Lesson study direncanakan untuk pembelajaran dalam waktu lama dan biasanya bersifat kolaboratif. 3) Lesson study didisain untuk memberikan pengertian tentang tujuan atau visi dari suatu proses pendidikan. 4) Lesson study harus terdokumentasi dengan baik. 5) Lesson study adalah untuk didiskusikan.

Implementasi lesson study secara berkelanjutan akan membantu guru mempercepat peningkatan profesionalismenya. Indikator-indikator peningkatan profesionalisme guru melalui implementasi lesson study, adalah pengembangan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang selalu menuntut dilakukannya inovasi pembelajaran dan asesmen, siklus plan-do-see dengan enam tahapan, yaitu membentuk tim LS, menentukan fokus kajian, merencanakan research lesson, pelaksanaan pembelajaran dan observasi aktivitas pembelajaran, mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi, dan refleksi dan penyempurnaan.

Tahapan-tahapan tersebut dapat memfasilitasi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yang memungkinkan guru untuk dapat mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif tentang belajar dan pembelajaran, proses sharing pengalaman memberi peluang bagi guru untuk mengembangkan keterbukaan dan peningkatan kompetensi sosialnya, dan proses-proses refleksi secara berkelanjutan adalah suatu ajang bagi guru untuk meningkatkan kesadaran akan keterbatasan dirinya.

LS dapat mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya angka guru profesional, yaitu sedikitnya jumlah guru dibandingkan dengan jumlah murid dalam satu kelas. Dengan lesson study justru akan memaksimalkan kinerja dari para guru, karena terdapat tim observasi yang akan senantiasa untuk mengawasi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, sehingga suasana kelas menjadi kondusif dan efektif. Tentunya dari belajar dan mulai mempraktikan lesson study bersama-sama akan membuat pemahaman yang sama dan sangat mendukung peningkatan kualitas kelompok guru yang nantinya perlu disebarkan kepada rekan-rekan guru yang lain.



Tidak ada komentar: