Jumat, 17 Oktober 2014

Duo Boy Penemu Celana Dalam Anti Pelecehan Seksual


Aryo Seno Bagaskoro dan Ramadhan Putra Himawan bersama Celana Dalam Anti Pelecehan



(Sumber gambar detikNews.com)

Saat sebagian masyarakat heboh dengan megahnya acara perikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, mata saya tertuju pada channel TV Swasta lain yang menayangkan tentang 2 siswa SMP berprestasi dan 1 siswa SMA berprestasi, karena membahas hal yang berbeda.

Saya tertarik dengan penemuan alat dari 2 siswa kelas 9 SMPN 6 Surabaya (Aryo Seno Bagaskoro dan Ramadhan Putra Himawan ), yaitu "Celana Dalam Anti Pelecehan Seksual". Kita ketahui bersama beberapa tahun ini kekerasan terhadap anak kecil semakin banyak terutama pelecehan seksual anak di bawah umur yang terjadi di sekolah maupun di rumah.

Berdasarkan data KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tercatat sebanyak 21.869.797 kasus pelanggaran hak anak, yang tersebar di 34 provinsi, dan 179 kabupatan dan kota. Sebesar 42-58% dari pelanggaran hak anak itu, katanya, merupakan kejahatan seksual terhadap anak. Selebihnya adalah kasus kekerasan fisik, dan penelantaran anak. Setiap tahun kasus tersebut mengalami peningkatan yang signifikan meskipun Komisi Nasional Perlindungan Anak telah meluncurkan Gerakan Melawan Kekejaman Terhadap Anak. Permasalahan tersebut sangat meresahkan masyarakat, terutama orangtua yang memiliki anak usia dini. mereka selalu was-was ketika anak mereka berada jauh dalam jangkauannya.

Hal ini menggerakkan hati 2 siswa SMPN 6 tersebut untuk memberikan solusi proteksi terhadap anak-anak kecil yang belum mampu menjaga diri di luar rumah berupa  kotak kecil berisi rangkaian elektronik alarm yang dipasangkan pada celana dalam anak laki-laki khususnya. Alat tersebut akan berbunyi ketika peaku kejahatan akan melepas celana dalam korban, karena saklar otomatisnya adalah kulit pemakainya.  

Mengapa khusus laki-laki? Karena mereka (Aryo dan Ramadhan) mengetahui bentuk dan anatomi dari alat kelamin laki-laki. Ketika hadir dalam acara "Hitam Putih", ketika Dedy Corbuzer menanyakan apakah bisa digunakan oleh perempuan? mereka menjawab alat tersebut pernah diuji cobakan pada celana dalam perempuan dan berfungsi, akan tetapi  belum berani menguji secara langsung ke manusia (17/10/14).

Menariknya, alat tersebut bukanlah kata-kata jargon ataupun nasehat anti kekerasan seksual, namun lebih kepada praktek nyata. Alat tersebut saat ini telah proses untuk menjadi paten dan akan dikembangkan lagi bagaimana alat tersebut dapat terhubung melalui Gadget dan handphone orangtua, semoga berhasil dan saya pribadi bangga terhadap kreativitas yang dilakukan anak muda saat ini.


Tidak ada komentar: