Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 November 2017

6 Manfaat Permainan Menantang Bagi Balita

Belajar Sepatu Roda
Usia balita adalah masa-masa emas (Golden Age) pertumbuhan dan perkembangan anak. Mereka semakin memiliki rasa ingin tahu dan ingin mencoba, oleh sebab itu pengawasan orangtua dan bombingannya sangat dibutuhkan sang anak.

 Sebagai orangtua juga harus bisa memilih mainan dan permainan yang bisa memberikan manfaat baik bagi sang anak.

Fafa, anak pertama saya memang sejak berumur 10 bulan aktif sekali bergerak dan suka hal menantang terkait permainan ketangkasan, naik turun kursi, merangkak, memanjat, berguling, belajar menggunakan sepatu roda, dan lain-lain. Sampai saya dan ayahnya berfikiran sepakat nanti akan diikutkan panjat tebing atau seni bela diri 😄. Kami tidak melarangnya melakukan hal tersebut asal kami di sampingnya karna waktu itu usianya sudah hampir 2 tahun.

Panjat Besi 😀
Ternyata, permainan menantang itu memiliki banyak manfaat ya, diantaranya: 
  1. Melatih kekuatan fisik terutama otot serta tulang tangan dan kaki melalui gerakan yang dilakukan anak dan pasti menyehatkan. 
  2. Melatih keberanian anak akan sebuah tantangan yang membutuhkan konsentrasi dan kehati-hatian. 
  3. Aspek motorik halusnya, anak bisa mengkoordinasikan panca indra dengan alat gerak pada saat melakukan aktifitas fisik. 
  4. Aspek motorik kasarnya, anak bisa melepas ketegangan dalam diri karena beraktifitas sesuai keinginan hati dan kemauan. 
  5. Menumbuhkan rasa percaya diri dan mental berani pada anak dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja asalkan hati-hati dan konsentrasi. 
  6. Bisa mengasah perkembangan otak kanan, sehingga anak senang melakukan aktifitas yang berguna.
Semoga kita bisa menjadi orangtua yang cerdas dalam memilah dan memilih permainan  bermanfaat bagi perkembangan anak dan yang laling penting adalah anak kita "Bahagia" 😄
Jungkir Balik
Panjat Jaring

Sabtu, 15 Agustus 2015

Antara Anak dan Bermain


Hubungan antara anak dan bermain bagaikan makan tanpa krupuk ya, gak lengkap. bahkan kadang banyak krupuknya daripada nasinya, hahay.

Menurut Psikolog LPTUI, Irma Gustiana mengatakan bahwa Pekerjaan utama anak adalah bermain, not else.  bermain dapat mengembangkan berbagai aspek kemampuan anak, seperti: aspek fisik, sosial emosi, sharing, berbagi, berpikir, bersabar menunggu giliran, sebagai wahana berolahraga, dan lain-lain. Jika masa kecilnya kurang bermain, dampaknya ketika dewasa akan tumbuh menjadi pribadi yang egois dan tidak serius dalam menjalani hidupnya.

Kemudian, pertanyaannya adalah bermain yang bagaimana yang dapat membantu tumbuh kembang anak? jika kita sering memperhatikan para artis cilik yang sudah disibukkan dengan rutinitas padat yang tidak semestinya, namun mereka tetap bisa berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. alasannya, selain karena mereka senang, mereka juga tidak kehilangan waktu bermain karena banyak permainan yang bisa dilakukan saat mereka istirahat dan permainan tersebut berdampak positif.

Permainan yang direkomendasikan adalah permainan-permainan tradisional yang bisa menumbuhkan sikap sosial dan kreatifitas. pada zaman dahulu, anak-anak dituntut kreatif mengolah bahan seerhana menjadi suatu mainan yang bisa dinikmati karena tidak ada uang, misalnya: membuat mobil-mobilan dari pelepah pisang, bermain tanah liat, membuat engrang, membuat biji congklak dari biji buah asam dan tanah sebagai tempatnya, dan lain-lain. namun sempitnya lahan dan beralihnya zaman menimbulkan pergeseran jenis mainan.

Saat ini globalisasi menuntut manusianya lebih canggih dengan disuguhinya anak-anak dengan permainan modern yang berdampak pada efek addict, lazy, dan antisosial. tantangan di era modern yang tidak bisa dihindari namun bisa diantisipasi dengan pengawasan dan bimbingan.

Pada intinya, apapun mainannya yang terpenting adalah melibatkan anak dengan orangtua dan lingkungan, tentunya tetap ada batasan. orangtua ikut bermain sambil mengawasi dan mengarahkan kelebihan serta kekurangannya. fokus meluangkan waktu dengan anak tanpa HP, Gadget, atau Laptop, tanpa membawa masalah pekerjaan karena mereka ingin diperhatikan tidak hanya didengarkan, ingin dibelai tidak hanya ucapan sayang, hanya ingin ditemani tanpa yang lain.




Kamis, 13 Agustus 2015

5 Metode Melatih Tumbuh Kembang Anak

Memasuki usia setahun Fafa, saya bersyukur pertumbuhannya sesuai anak seumurannya, dari segi perkembangan motorik dan verbal terlihat tumbuh beriringan meskipun ucapannya belum fasih. teringat beberapa bulan lau bahkan sampai sekarang, dia homi sekai berjalan dan melihat-lihat benda  disekitarnya dan merabanya. kotor dan kuman bukanlah kendala yang terpenting mengawasinya, ternyata pembiasaan tersebut memberikan dampak positif bagi perkembangan syarafnya.

Setiap orangtua pasti menginginkan anak-anak mereka tumbuh sehat dan cepat sesuai "Kartu Menuju Sehat", badan montok menggemaskan, ramah, dan pintar. berikut ini ada beberapa metode yang diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:

Pertama, Mengenalkan banyak benda melalui buku. buku menjadi benda penting dengan fungsi sebagai pintu gerbang dunia yang akan membuka wawasan anak-anak kelak. saat ini banyak media berupa buku saku hingga buku besar yang menyajikan berbagai macam benda dan bentuk benda untuk dikenalkan terhadap anak-anak pada usia perkembangan otaknya. dari harga termurah hingga termahal memiliki manfaat dan fungsi yang sama.


Kedua, Mengajak jalan-jalan. melihat-lihat lingkungan sekitar dengan cara berjalan kaki atau menggunakan kereta bayi memiliki dua manfaat utama. selain mendapatkan kesegaran udara pagi dan asupan Vitamin D yang berguna untuk pertumbuhan tulang pada anak, pembiasaan jalan-jalan pagi juga akan menambah pembelajaran secara visual anak. mereka akan menanyakan setiap benda yang ditemui dengan rasa ingin tahu yang tinggi, dengan begitu mereka bisa belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. selain itu anak tidak merasa bosan dalam satu ruang sempit bernama "rumah" sehingga menambah keceriaannya.


Ketiga, Mengenal warna dari mainan atau buku mewarnai. membedakan warna bisa dilakukan dengan gembira sambil bermain. misalnya dengan mandi bola warna warni, menyusun menara ring donat, atau menyusun balok warna. bisa juga dengan membeli buku mewarnai yang menyediakan berbagai gambar benda, hewan, tumbuhan yang bervariasi untuk diwarnai. meraka bisa mengingat dan mengenal benda sambil membedakan warna yang tepat untuk beneda-benda tersebut.


Keempat, Menyanyi sambil bergerak. ini yang paling disukai Fafa dan mungkin bagi sebagian besar anak-anak ketika inyalakan musik, otomatis tangan dan kakinya bergerak dan bergoyang sesuai irama. musik yang pelan dan menenangkan dapat menstimulus otak anak agar lebih fokus dan menghubungkan banyak syaraf motorik serta verbal. pembiasaan ini biasanya ianjurkan sejak masa kehamilan.


Kelima, Membiarkan anak bebas bergerak sesuai keinginan. membiarkan bukan berarti cuek ataupun tidak mengawasi. membiarkan disini anak lebih mendapatkan kebebasan dalam bermain atau memilih permainan yang dia sukai dengan mengawasi tingkat bahaya yang akan muncul. jadi, anak tidak dilarang ini dan itu dengan alasan kotor, bahaya, atau panas sehingga lambat laun anak akan mengerti mana yang berbahaya atau tidak. orangtua memberikan nasihat sambil menemani anak ketika bermain dengan bahasa yang baik. anak yang bebas bergerak memiliki kemampuan untuk lebih mengeksplorasi kreativitas yang ada dalam dirinya.


Itulah beberapa metode yang bisa digunakan untuk melatih tumbuh kembang anak di usia emasnya agar mereka bisa memaksimalkan apa yang dimiliki kelak. peran orangtua dan lingkungan sangat penting dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak. selama mencoba dan terimakasih ^_^


Senin, 13 Juli 2015

Bercanda, tidak Boleh Berlebihan Lho!

Fenomena yang sering kita temukan saat bulan Ramadhan adalah berbondong-bondong meningkatkan ibadah terutama shalat sunnah Qiyamur Ramadhan (Tarawih). namun terkadang kita mengabaikan kenyamanan dan ketenangang ibadah orang lain, misalnya demi mengejar pahala, kita mengajak anak yang masih  Balita atau bahkan Batita untuk ikut shalat berjama'ah di mushola atau masjid. akibatnya suasana ibadah jadi gaduh karena keaktifan anak-anak tersebut.

Mereka bercanda mulai dari bicara dengan teman, menarik mukenah mamanya, menaiki punggung, lari-lari sambil teriak, bahkan yang patut diperhatikan ketika ada anak kecil yang mengolok-olok mukenah ibu-ibu dengan sebutan pocong. jika dibiarkan, bercanda yang berlebihan akan menjadi kebiasaan mereka hingga dewasa nanti, sehingga tidak sedikit pertengkaran, kebencian, dan kesalahpahaman timbul dari bercanda.

Mengapa tidak boleh bercanda berlebihan hingga menakuti dan menyakiti orang lain? karena menurut Orang Arab "belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu", jadi ketika ada informasi atau pesan yang disampaikan kepada anak-anak usia dini akan terbawa sampai dewasa. di Usia emas mereka, pesan dan tindakan yang ada disekitarnya cepat diserap dan ditiru, daya ingat yang tinggi memudahkan mereka untuk mempelajari.

Jika sudah memahami bahaya bercanda kelewatan dan dilakukan anak-anak, Bagaimana cara taubatnya atau memperbaikinya? sebagai orangtua hendaknya mengetahui dan menasehati bahwa tindakan tersebut merugikan orang lain, dibutuhkan peran orangtua dan orang dewasa disekitarnya untuk mengajarkan anak-anak tentang batas-batas bercanda, menjadi tauladan bagi anak-anaknya, dan memberikan  rejeki yang barakah untuk anak dari hasil yang halal.

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Rasulullah sering mengajak istri dan para sahabatnya bercanda dan bersenda gurau  membuat mereka gembira. Namun canda beliau tidak berlebihan, tetap ada batasnya. Bila tertawa, beliau tidak melampaui batas tetapi hanya tersenyum. Begitu pula dalam bercanda, beliau tidak berkata kecuali yang benar. Seperti hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Aku belum pernah melihat Rasullullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan amandelnya, namun beliau hanya tersenyum.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kamis, 11 Juni 2015

Mengajarkan Belanja Bijak kepada Anak

Kehidupan sehari-hari tidak bisa dipisahkan dari yang namanya jual beli, karena kita telah mengenal uang. berbeda dengan zaman dulu yang menggunakan pertukaran barang melalui barter.  belanja dilakukan oleh berbagai kalangan, baik tua, muda, maupun anak-anak. 

Orangtua atau Ibu ketika belanja dihadapan anak-anak hendaknya memberikan tauladan yang bijak agar anak sukses membelanjakan uangnya. bagi bunda yang konsumtif harus menyadari bahwa diri belanja tidak sesuai kebutuhan dan tidak baik. sehingga solusinya minta bantuan psikolog untuk terapi keuangan, merubah cara dan pola belanja karena sebagai contoh untuk anaknya.
smartmomways.com
Salah satu cara mengendalikan belanja adalah mengatur pengeluaran apalagi dihadapan anak. supaya anak belajar belanja secara bijak ada beberapa tips mengajarkan belanja bijak kepada anak dari bunda Tika Bisono selaku psikolog:
  1. Memperkenalkan Filosofi Uang. anak diajari mengenal nilai mata uang, kapan uang dinyatakan mahal dan kapan dinyatakan murah. uang Rp 100.000,- dikatakan murah jika untuk membeli sebungkus permen, namun dikatakan mahal ketika digunakan untuk membeli sepatu.
  2. Mengajarkan Menabung. saat ini banyak Bank yang menyediakan fasilitas tabungan untuk anak-anak, sehingga lebih mudah dan aman, namun celengan ayam juga tidak masalah.  kendala seseorang terhambat atau malas menabung adalah terkena "syndrom implusif buying" (kebiasaan belanja berlebih). padahal ada 3 asas belanja yang patut dipahami: penting atau tidak, bermanfaat atau tidak, dan awet atau tidak.
  3. Tidak membeli barang instant. barang import atau barang instant tentunya lebih mahal harganya dibandingkan barang lokal, meskipun yang dibeli benda bermanfaat seperti buku bacaan dengan penulis luar negeri.

Bagi Orangtua atau Ibu,mengendalikan nafsu belanja memang sulit namun ada beberapa cara yang harus dilakukan secara terus menerus, yaitu mencatat keperluan sebelum belanja dan teliti kembali mana yang sesuai dengan asas belanja. semua kembali pada kemauan dan pembiasaan, semoga bermanfaat.


Rabu, 10 Juni 2015

Sebagai Orangtua, Hindari Sikap Mematikan Kreativitas Anak!

Kemarin, di media sosial dan pemberitaan di televisi,  dunia Pendidikan digemparkan dengan pemberitaan hilangnya dan ditemukannya Angeline dikubur di belakang rumah. salah satu siswi pendiam dan tertutup di SD Negeri 21 Denpasar. menurut wali kelasnya, Angeline terlihat kurus dan kotor, setiap ditanya mulutnya selalu terkunci hingga mengundang rasa empati guru dan teman-temannya. kabarnya dia sering terlambat karena harus memberi makan ayam sebanyak 50 ekor dan berjalan kaki menuju sekolahnya, mengejutkan bukan? padahal dia tinggal bersama ibu angkatnya.

Fenomena gunung es yang sedikit demi sedikit mencair dan muncul di permukaan, setelah sebelumnya ada kasus sodomi pada anak Sekolah Dasar International, pembunuhan dan penyiksaan yang dilakukan orangtua kandung maupun angkat kepada anak-anak hingga menyisakan luka lahir dan batin selamanya. hati nurani yang kian lama kian terkikis.

Miris memang! dan entahlah mungkin itu bentuk kasih sayang untuk anaknya, tapi apakah dengan cara memilukan? coba jika selaku orangtua kita berpikir kapasitas kekuatan yang dimiliki anak seumur SD seperti itu?

Indonesia memiliki adat budaya yang berbeda dalam mendidik anak-anaknya, dari Sabang hingga Merauke memiliki karakter yang membenarkan didikan terbaik untuk anak-anaknya. namun kebanyakan orangtua menganggap anaknya adalah dia di masa lalu, Paradigma yang Keliru!


Sayyidina Ali berpesan bahwa sebagai orangtua, kita tidak harus memaksakan dan memberikan perlakuan seperti kita di masa lalu,  karena mereka lahir di zaman sekarang yang jauh berbeda, apakah kita iri? atau merasa benar dengan didikan orangtua sebelumnya? bisa dijawab sendiri. yang jelas perlakuan yang baik bisa ditiru dan yang tidak baik ditinggalkan. siapa sih orangtua yang tudak ingin anaknya berhasil sesuai keinginan kita? asal jangan dengan paksaan dan siksaan.

Menurut KPAI, berikut sikap-sikap yang harus dihindari saat mendidik anak karena bisa mematikan kreativitas anak, menjatuhkan bukan malah mengembangkan pribadinya, dan tidak percaya diri:
  1. Memarahi di depan umum. malu pastinya ketika anak dimarahi di depan umum dengan makian-makian bahkan pukulan yang tak patut dipertontonkan. akibatnya perubahan karakter semakin sulit.
  2. Membanding-bandingkan. "Every child are Special" setiap anak memiliki tingkat perkembangan dan karakter yang berbeda-beda. membandingkannya dengan anak yang lain tidak akan merubahnya menjadi unggul melainkan merasa tidak dihargai.
  3. Menutup Kesempatan Berpendapat. sering dimarahi atas kesalahan berdampak pada ketidakpercaya dirian pada anak, mereka takut salah dan sulit mengungkapkan pendapat karena tajut salah dan jarang diberi kesempatan untuk berbicara.
  4. Meminimalisir HAK anak. anak memiliki hak untuk bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan, namun terkadang orangua membatasi karena beberapa alasan. anak juga membutuhkan waktu istirahat, belajar sesuai porsi kemampuan. tentunya semua terjadwal tanpa paksaan sehingga dampaknya juga baik.
Saat ini banyak sekali seminar parenting guna memberikan didikan yang terbaik sebagai orangtua secara idealis namun tetap humanis dengan senyum manis. tulisan ini juga sebagai renungan dan pembelajaran bagi saya selaku orangtua.


Selasa, 02 Juni 2015

8 Tips Mengatur Keuangan bagi Ibu Rumah Tangga

Tugas seorang ibu tidak hanya berkutat seputar domestik seperti mencuci, memasak dan membereskan rumah, namun lebih tepatnya adalah manager rumah tangga dalam bidang keuangan juga, sungguh tugas berat sarat godaan kan? pasalnya sebagian besar bahkan selurh gaji suami tersimpan di dompet istri, cukup ndak cukup harus cukup untuk sebulan, hmm?

Perlu berpikir keras untuk mengatur pengeluaran sehingga tidak besar pasak daripada tiang, pekerjaan itu tidaklah mudah di samping era globalisasi dan instanisasi semakin mempengaruhi jiwa konsumtif terutama mata ibu-ibu yang bling-bling kalau melihat barang keluaran baru.

credit
Menurut Shahnaz Haque dalam sebuah acara memaparkan 8 tips belanja bagi ibu-ibu khususnya yang berjiwa shopaholic:
  1. Setelah memotong gaji dengan zakat, maka 10 % penghasilan harus ditabung.
  2. Menabung ketika mendapat bonus gaji, bukan untuk dibelanjakan apalagi saat itu banyak discount di mall.
  3. membuat target pengeluaran setiap hari hingga sebulan jangan sampai melebihi budget.
  4. Berpikir sebelum belanja dan mengutamakan yang paling penting. terkadang banyak wanita dan ibu-ibu ketika di swalayan atau mall melenceng niat, awalnya mau beli kosmetik jadinya memborong baju antik, hmmm.
  5. Mengendalikan nafsu belanja, jangan tertipu barang murah apalagi discount. baju discount 50% eh harga aslinya ndak jauh beda, barangnya cuci gudang, ukurannya juga tidak pas, rugi kan?
  6. Menggunakan uang sebijak mungkin, mengutamakan kebutuhan primer baru kemudian kebutuhan sekunder.
  7. Menghindari penggunaan kartu kredit atau sejenis pascabayar jika pada akhirnya akan membebani.
  8. menentukan motto hidup "Jika ingin Kaya Menabung, Jika ingin Sukses Berinvestasilah untuk Modal Usaha ".
Tips di atas dapat berhasil jika kita konsisten menerapkan tips tersebut, tidak harus semua sekaligus, namun pembiasaan secara berkala, intinya yuk menabung ^__^, karena suksesnya keuangan rumah tangga terletak dari pola konsumtif seorang istri dan ibu.

Sabtu, 23 Mei 2015

Ultimatum Tengah Bulan dari Suami, Hmm

credit
Sudah dua bulan ini Aku berada di Jawa, tepatnya Mojokerto. pulang kampung yang tidak disengaja karena berita duka dari Ngawi. kondisi di Jawa dengan Bali memang berbeda, terutama dalam bidang Shopaholic and Royal. Sifat konsumtif di Kota Jembrana lebih rendah daripada di Kota Mojokerto. Dampak positifnya Aku jarang jajan sampai suami nyuruh-nyuruh belanja online yang akhirnya Aku pilih belanja buku saja berapa bulan sekali melalui penulis-penulis aslinya, sambil SKSD hihi..

Berbeda dengan kampung halamanku yang berada di Desa Gedeg yang hampir mirip dengan Kota, semoga saja jadi pemekaran karena kabar burungnya begitu, Amin. sifat konsumtifnya mulai tinggi, bisa dicek di swalayan, alun-alun, Benteng Pancasila, Pasar Minggu, atau Pesta Nayub waktu buka giling Pabrik Gula, pasti satu Kota dan Kabupaten numlek blek di sana hmm bisa dibayangkan sumpeknya. belum lagi WaKul (Warung Kuliner) ala western, tradisional, bahkan Asia mulai bermunculan dan selalu ramai pengunjung.

Dampaknya jiwa Royalku membuncah sampai di tangan, buka dompet dan teriak pengen beli..beli..beli.. apalagi lihat benda-benda dan Acessoris lucu-lucu buat Fafa, mataku langsung bling-bling, tangan gatal pengen beli hihi, naluri emak banget kan?

Hingga beberapa hari lalu Suami menanyakan Saldo tabungan, dan Akupun shock semakin menipisnya itu saldo dan gelabakan menjawab serbuan pertanyaan Suami hingga berujung minta maaf sambil menampakkan suara serak akibat termehek-mehek hingga nada merayu minta maaf, keluarin jurus andalan. ndak mempann? 

Finally, Ultimatum suami keluar sebagai tindak tegas akibat kecerobohanku belanja. Suami jauh-jauh kerja demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah eh istrinya g bisa hemathemat...bla..bla..bla. Mulai sekarang: catat dan tulis keperluan bulanan, mingguan, dan harian. pertimbangkan  pemasukan dan pengeluaran jangan sampai besar pasak daripada tiang, ya Mama...

Akupun lemas, ada tugas tambahan namun utama untuk belajar menjadi Manager Keuangan Rumah Tangga. itu harus dipahami oleh setiap Ibu di Dunia.memang Mama itu super woman koq, apa ja harus bisa. semangat ^_^

Senin, 02 Maret 2015

5 Tips Mengatasi Ketegangan saat Operasi Caesar

www.obat.in
Mendengar kata Operasi tentunya cukup membuat adrenalin meningkat, takut melanda sebelum menjalaninya, apalagi operasi bedah yang dialami oleh para Bunda yang bisa dilakukan lebih dari satu kali, hmm.

Setiap Bunda tentunya mengharapkan melahirkan dengan cara alami melalui jalan lahir, harus malah. namun ketika ada penyebab yang membahayakan janin atau Bundanya, pastilah operasi menjadi jalan keluarnya.

Begitupun Saya ketika melahirkan anak pertama dengan tanpa pengalaman baik secara normal atau operasi, berbagai rasa bercamur antara takut, khawatir, tegang tak terbayangkan. Sebenarnya sejak terakhir periksa kehamilan 37 week, Saya sudah disarankan oleh Bidan dan Dokter Kandungan untuk melakukan operasi, karena bayinya besar dan belum menemukan jalan lahirnya jadi seharusnya lebih siap ya, tapi kenyataannya siap tidak siap harus dijalani.

Akhirnya, seminggu berikutnya saya harus melakukan operasi tanpa ada keluhan atau tanda-tanda akan melahirkan, namun harus segera dikeluarkan dengan alasan bayi semakin besar dan jika tidak dilahirkan saat itu dikhawatirkan membahayakan Ibu dan anak.

Setelah tes darah dan pemasangan infus, saya harus melakukan puasa 12 jam sebelum operasi, namun tiba-tiba harus ditunda keesokan harinya, tambah tegang jadinya :-(. 

Memasuki ruang operasi, saat tangan terpisah dari genggaman keluarga, disitulah Saya merasa seorang diri dengan ketakutan yang menghimpit. namun ada kisah lucu dan 5 tips untuk menghilangkan rasa panik, tegang, dan takut saat berada di ruang operasi, simak ya:

  1. Doa. untuk satu ini pasti wajib dan utama, memohon kelancaran dalam proses operasi karena kita tidak tahu apa yang terjadi selama proses berlangsung dan akan seperti apa pelaksanaannya. 
  2. Percaya. kepercayaan pada tim yang akan mengoperasi kita bahwa mereka akan melakukan yang terbaik dalam proses pelaksanaan pengambilan janin.
  3. Mendengarkan musik atau murattal. Bersyukur sebagian besar Rumah Bersalin selalu menyalakan musik classic atau murattal dalam ruangan operasi. menurut hasil penelitian, salah satu fungsi musik classic adalah mengurangi stres dan rasa sakit.
  4. Ajak bicara tim yang di sebelah kita. ini salah satu cara lucu yang ampuh mengusir rasa tegang dan ngantuk saat operasi melanda sampai-sampai Saya dapat julukan "Mama cerewet" di ruangan tersebut. sebenarnya alasannya karena Saya pernah dapat cerita dari saudara kalau setelah melahirkan tidak boleh tidur, takut kebablasan. akhirnya tersugesti meskipun tidak terjadi.
  5. Pasrah atau tawakal. Setelah apa yang diusahakan hendaknya menyerahkan hasil berikutnya kepada Allah. semua adalah yang terbaik
Hamil dan melahirkan anak adalah kebahagiaan sempurna seorang wanita sehingga lelah dan sakitnya perjuangan ketika hamil dan melahirkan akan lenyap seiring kehadiran sang buah hati. ^_^





Minggu, 25 Januari 2015

Tips Menangani Anak Susah MPASi (GTM)

Merah, Meriah Euw
Tidak terasa Fafa sudah 7,5 bulan sekarang dengan berat 8,7 kg, semoga sehat selalu dan tambah subur ya nak tambah ndut deng.  Teringat peristiwa awal bulan lalu disaat awal-awal MPASi, saya sangat stress. bagaimana tidak, Fafa selalu menahan makanannya sambil menangis, geleng-geleng kepala, tutup mulut rapat-rapat, dan akhirnya dilema melanda emak-emak baru seperti saya.

Setiap mama pasti menginginkan anaknya makan dengan lahap dengan cepat sesuai takaran, sesuai perkembangan, hmm bahagia sekali. Padahal Fafa sudah saya latih sebelumnya dengan menu monoton "Pisang" atas saran orangtua, eh pas mau dirubah menunya malah ndak mau makan, sayapun sedih :-(.

Namun sekarang kondisi tersebut sudah berlalu, anak mulai terbiasa makan 3 kali sehari, walaupun agak lama. berdasarkan pengalaman, akhirnya saya mengetahui apa yang diinginkan anak saya.

 Ada beberapa tips yang ingin saya bagikan untuk menangani anak susah makan (MPASi):
  1. Sharing dengan yang berpengalaman. Komunikasi saat ini lebih canggih dan mudah untuk melakukan diskusi melalui dumay atau sosmed. ibu-ibu bisa memanfaatkannya untuk curhat masalah yang satu ini. setiap ibu pasti akan membagikan pengalamannya tentang MPASi yang pernah dipraktekkan, tentang menunya, takaran, dan cara pengolahannya, serta penyajian.
  2. Bertanya kepada orangtua. Kita perlu bertanya pada orangtua tentang pengalaman memberi makan kita waktu kecil. Zaman dulu kebanyakan memberian makanan instan atau bubur saring yang agak ribet tapi sehat, dan doyan-doyan saja.
  3. Variasi menu. Mungkin Fafa ketagihan dengan pisang, tapi kan harus dicoba menu yang lain. itu kesalahan saya yang lalu. Perlu dipadupadankan menunya supaya anak tidak bosan. ada yang menyarankan dicoba menu yang sama selama 3 hari untuk mengetahui indikasi alergi, tapi Fafa langsung saya campuraduk minimal 2 jenis sayur atau buah. Alhamdulillah tidak alergi, diberi bubur instant juga Fafa oke-oke saja. jadi saya tidak mematok harus homemade, ada saatnya saya beri instant karena terlalu protective juga kurang baik. Kita tidak bisa menghindari kuman-kuman disekitar tapi setidaknya meminimalisir. Fafa sekarang lancar makannya semenjak saya masakin sendiri.
  4. Kenali cara makan yang disukai anak. Memang posisi makan yang baik adalah duduk manis hab-hab nyam-nyam, tapi kondisi tiap anak beda kan? untuk anak yang suka GTM (Gerakan Tutup Mulut) kayak Fafa harus dengan berbagai cara. Awal MPASi dia suka ditengadahkan sambil gendong, diajak jalan-jalan sambil nyanyi dan bercerita itupun sejam baru habis wow mulut berbusa, namun seiring waktu berjalan di usia 7,5 bulan ini dia lebih suka duduk sambil pegang mainan atau naik babywalker, lebih mudah jadinya Alhamdulillah. 
  5. Sabar. ini yang susah gampang, mama mana sih yang ndak gemes kalau anaknya rewel ndak mau makan? saya hampir khilaf memarahi anak sambil memukul gara-gara rewel makan padahal biasanya tidak, setelah saya amati ternyata dia ingin minum dulu, wah mamanya ndak peka deh. akhirnya setelah minum sebentar dia makan dengan lancar.  Jadi, kunciinya sabar dan telaten, jangan sampai putus asa kalau anaknya ndak mau makan eh malah dibiarkan ndak dikasih makan, kasihan anaknya.
Yuk semangat memberikan gizi terbaik untuk anak kita, semoga tipsnya bermanfaat ya ibu-ibu








Jumat, 26 Desember 2014

Efek Nonton Film Pembunuhan, Anakku Jadi Paranoid

netsains.net
Seorang teman bercerita tentang kondisi salah satu anak dari temannya, saat ini masih duduk di bangku SD, anaknya cerdas, ketika masih umur 3 tahun sudah pandai membaca dan menulis dengan lancar, Pada saat sekolah mengalami akselerasi, anak seorang guru yang terpandang.

Namun ada satu kelemahan dibidang sosial, dia takut terhadap lingkungannya. Semua berawal ketika dia suka melihat film-film horor dan pembunuhan. selain itu kedua orangtuanya mendidik dengan keras, menakut-nakuti misalnya, jika tidak mau ongtidur nanti didatangi makhluk halus, jika nilai ujian jelek nanti dihukum. tak cukup kedua orangtuanya seperti itu, ternyata keluarga yang lain dan lingkungannya juga terbiasa menakut-nakuti sehingga si anak menjadi sosok paranaoid.

media.viva.co.id
Akhirnya berdampak pada anak ketika berada di Sekolah, sang guru bingung dengan sikap si anak yang tiba-tiba berteriak atau terkadang lari, karena takut. Setelah ditelusuri ternyata sang anak merekam dengan jelas berbagai peristiwa menakutkan yang pernah dia lihat.

Hasil penelitian Lembaga Kesehatan Mental Nasional Amerika yang dilakukan dalam skala besar selama sepuluh tahun. “Kekerasan dalam program televisi menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak dan remaja yang menonton program tersebut,” demikian simpulnya. Sedangkan Ron Solby dari Universitas Harvard secara terinci menjelaskan, ada empat macam dampak kekerasan dalam televisi terhadap perkembangan kepribadian anak. Pertama, dampak agresor di mana sifat jahat dari anak semakin meningkat; kedua, dampak korban di mana anak menjadi penakut dan semakin sulit mempercayai orang lain; ketiga, dampak pemerhati, di sini anak menjadi makin kurang peduli terhadap kesulitan orang lain; keempat, dampak nafsu dengan meningkatnya keinginan anak untuk melihat atau melakukan kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan.

Tokoh utama yang berperan dalam memilih dan memilah tontonan yang bermanfaat adalah lingkungan keluarga, karena lebih dari separuh hari anak-anak berada di rumah. bukan melarang secara langsung namun sedikit-sedikit membimbing dan mengawasai apa yang dilihat sang anak terkait dengan era teknologi dan globalisasi yang kian maju.

Mari menjadi sahabat yang benar bagi anak-anak kita karena merekalah yang meneruskan amanah dan perjuangan orangtuanya, menjadi penggerak perubahan menuju arah yang lebih baik.

Rabu, 24 Desember 2014

Parental Control Movement Demi Masa Depan Anak

img.okezone.com

Baru-baru ini vocalis group D'Massive  Rian dan Papa T.Bob menggelar aksi peduli lagu anak. Masih ingat Papa T. Bob? Ya, beliau adalah salah satu pencipta lagu anak-anak di tahun 90-an tepatnya saat aku masih SD. diantara lagunya yang paling populer dan aku banget ya lagunya Tina Toon (Bolo-bolo), Enno Lerian (dudidam, si nyamuk nakal), Trio Kwek-kwek (Jangan marah, tanteku), Agnes Monica (Bala-bala), dan lain-lain.

Aduh kemana sekarang beliau ya? seiring perkembangan zaman seolah lagu anak-anak kian tenggelam menjadi lagu "Sakitnya tuh Disini, Alamat Palsu, Minyak Wangi, dan lain-lain". Tayangan televisi saat ini benar-benar butuh bimbingan orangtua, karena banyak berisi tentang kekerasan terhadap anak, anak yang berani kepada orangtuanya, pacaran pada tingkat Sekolah Dasar, dendam, permusuhan, dan lain-lain, aduh gimana saat anakku besar nanti ya??? oleh sebab itu banyak anak kecil sudah mulai dewasa sejak dini. masih inget aku dulu ja diledekiin pacaran waktu SD atau SMP udah nangis duluan karena takut, lha sekarang??hmmm..miris.com

Para orangtua mulai resah tak terkecuali diriku yang masih punya baby 6,5 month, pastinya banyak-banyak menggali ilmu parenting agar tak salah mendidik anak nantinya.

Group Parenting Control Movement yang diprakarsai Rian ini menganjurkan supaya kebiasaan-kebiasaan keliru yang dilakukan orangtua bisa diperbaiki, Misalnya:
  1. Membentak di depan umum. sikap ini akan menimbulkan rendah diri dan minder pada anak, anak tidak percaya diri karena malu telah dibentak oleh orangtua. sebaik-baik menasehati adalah duduk berdua saling tatap mata, bicara dengan hati, dan pada dasarnya nasehat dapat diterima dengan ucapan baik dan lembut.
  2. Memukul, mencubit, menendang, melempar dengan benda. perlakuan demikian dapat menimbulkan sikap traumatis pada anak, anak menjadikan orangtua sebagai momok yang ditakuti bukan disegani. Peluklah anak jika bersalah, bisiki dengan ucapan sayang dan lembut, ajaklah diskusi saat dia menemukan masalah.
  3. Membebaskan dalam memilih tayangan televisi atau hiburan. orangtua sebaiknya memelihara tontonan yang kurang pantas untuk anak supaya tidak dewasa sejak dini. Kartun Indonesia sudah mulai ada kemajuan dan menyampaikan pendidikan yang positif diselingi humor sebagai hiburan, seperti "Adit dan Sopo Jarwo, Dudung dan Nunung".
Parental Controlling ini bertujuan untuk memutus mata rantai kejahatan dan kekerasan kepada anak, bahwa tidak hanya tugas guru, ulama, dan pemuka Agama saja melainkan seluruh lapisan masyarakat. Jangan salahkan anak-anak lebih hafal lagu dan film dewasa karena mereka hanya meniru apa yang mereka dengar.

"Semua lapisan harus jadi sahabat anak, seperti polisi, artis, guru, dokter, dan lain-lain", ungkap Kak Seto. Mereka semua harus bisa menjadi sahabat bagi anak-anak karena mereka mengidolakan dan meniru tokoh-tokoh yang mereka sukai. Harapannya dengan memberikan contoh dan tayangan yang mendidik dan tontonan bisa jadi tuntunan yang bijak bagi anak-anak kita nanti.



Musik dan dongeng untuk Ralia Ala Keluarga Rian D'Massive

media.mbigroup.co.id
Melihat keluarga kecil Rian sang vocalis group band D'massive dalam acara Sarah Sechan di Net. tv membuatku gemes deh, terutama lihat si anak Ralia yang ngegemesin banget dan pintar, semoga Fafaku nanti juga kayak gitu hehe, Amin.

Setelah menikah pasti ada perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan kita, dari sendiri menjadi berdua, dari individual menjadi berbagi secara sosial, dari cuek menjadi perhatian terhadap sosok yang telah dihalalkan kepada kita, biasanya bebas hang out kemana-mana sekarang harus Family time. semua terasa nikmat dan patut disyukuri.

Terutama ketika ada orang ketiga yang hadir dalam kehidupan suami istri (read: Anak). cinta mulai terbagi menjadi tiga, semua untuk dia, istri jadi family woman (keibuan) dan suami jadi lebih family man (kebapakan). Semua orangtua menginginkan anaknya lebih baik dari dirinya dan jangan sampe jelek-jeleknya kita terjadi pada anak, bener kan?

Tak terkecuali penyayi Rian D'massive yang saat ini aktif dalam group Parenting Controlling dan digawangi Kak Seto. Sejak memiliki anak terjadi perubahan kedewasaannya, semua terfokus pada anak dan perkembangannya. Apalagi si Ralia ini baru berumur 1 tahun 8 bulan tapi penguasaan kosakata bahasanya begitu banyak. 

Bisa saja dia menjawab pertanyaan yang diberikan Sarah Sechan selaku pembawa acara, sudah bisa menjawab nama ayah dan ibunya dengan jelas dan lucu..aduuh gemes. "Siapa nama papanya? Rianku dan siapa nama mamanya? mama nia," jawabnya si kecil. pastinya yang menonton gemes dan pengen bawa pulang si Ralia ini, hehe..alay dech

Saat ditanya apa rahasianya? ternyata setiap hari Ralia sering didengarkan musik sejak dalam kandungan, kemudian mamanya suka membacakan buku dan membuat cerita dongeng tentang princess yang pastinya disukai anak-anak.

Manfaat positif sering membacakan dongeng dan cerita kepada anak sejak kecil adalah meningkatkan pemahaman bahasa, daya imajinasi, dan kretifitas anak, selain itu dengan membacakan cerita menjadi jalan komunikasi dan meningkatkan natural bonding antara ibu dengan anak. lebih lengkapnya klik manfaat dongeng

Kalau daku ditambah sering perdengarkan murattal, cerita nabi, buku-buku Saint, karena daku pasti pengen si Fafa juga menjadi Hafidzah dan ahli Saint seperti namanya, insyAllah Amin. Harapan orangtua pasti yang terbaik untuk anaknya ^_^