Biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang makhluk hidup dari yang ukuran renik hingga kompleks. Tentunya banyak sekali teori yang harus dipelajari meskipun IPA termasuk ilmu pasti (eksakta).
Ketika mendengar kata "teori" tentunya akan menimbulkan desahan panjang para peserta didik, karena banyak sekali istilah-istilah yang harus dihafalkan bahkan difahami. Salah satunya materi "Klasifikasi Makhluk Hidup".
Klasifikasi Makhluk Hidup adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri-cirinya. Para Ilmuwan ada yang menggolongkan menjadi 2 Kingdom, 5 Kingdom, ada juga 7 Kingdom. Kemudian masing-masing kingdom masih harus dijabarkan lagi anggotanya, wah bisa dibayangkan pusingnya para peserta didik menghafalkannya.
Sebagai guru IPA Terpadu tingkat SMP, saya mencoba memutar otak tentang bagaimana cara mengajarkan materi ini agar anak-anak bisa memahami dengan mudah, paling tidak teori secara umum sebelum pertemuan berikutnya melakukan praktik. Akhirnya, saya mencoba mengajarkan klasifikasi makhluk hidup melalui lagu-lagu yang sudah diketahui peserta didik.
Metode pembelajaran melalui lagu ini maksudnya adalah mengganti lirik lagu dengan kalimat-kalimat yang sesuai dengan materi pembelajaran. Di sini, nada lagu yang saya gunakan macam-macam, yaitu: balonku ada lima, ampar-ampar pisang, anak gembala, dua mata saya, sedang apa, dan becak.
Berikut liriknya saya foto saja ya biar tidak terlalu panjang 😊
|
Lirik lagu klasifikasi makhluk hidup dan nadanya |
Ketika saya praktekkan di kelas, ternyata tidak semua peserta bisa nada lagu anak gembala dan becak. Saya kaget, karena saya kira lagu-lagu tersebut sudah mahir dinyanyikan sejak Taman Kanak-Kanak. Ini menjadi Pekerjaan Rumah bagi semua guru dan orangtua untuk mengajarkan lagu-lagu sesuai usia mereka.
Hasilnya, sebagian besar murid-murid termotivasi untuk menghafal lirik lagu dan menyanyikannya. Karena bisa belajar dengan santai namun tetap ada ilmu yang didapatkan. Ketika ulangan juga hasilnya maksimal, lebih dari separoh peserta didik mendapat nilai di atas KKM atau tuntas.
Tentunya metode ini masih banyak kendal dan kekurangan, karena ketika diterapkan di kelas yang berbeda, hasilnya juga akan berbeda tergantung karakter peserta didik. Namun sebagai guru, seperti orangtua harus terus berusaha mencari solusi permasalahan di kelas, semngat 😊!